Sajak-sajak Lindung Ratwiawan
INGINMU, MIMPI
Apa yang kau arti di kepulan asap, jarum fatamorgana, ruap soda, dan musik yang melecut darah
Melayang, melayang, dan terus melayang sampai menemu entah
Dan denyut jammu terasa lamban, inginmu malam tak segera menemu matahari dan tubuhmu
Seakan berpesiar di taman-taman, kau semakin terkulai, tenggelam
Sungguh tak juga kau pahami, hidup jauh dari mimpi. Di sini duri harus kau rangkai menjadi benang
Doa-doa syukurmu yang panjang. Kehausanlah yang kan menderamu, ketika belenggu
Fatamorgana memborgolmu sepanjang waktu. Dan kunci yang kaucari, lama berkarat di laci hati.
Malang, 2007
AMSAL SEBUAH POHON
Kita hanyalah satu pohon
Yang mengakar pada tanah leluhur
Dan minum dari telaga
Tempat adam sempurnakan luka
Sebagai pohon semua punya makna
Akar, batang, dahan, dan ranting
Juga daun selalu sejalan
Untuk memekarkan bunga-bunga
Dan meranumkan buah
Tak perlu merasa menjadi lebih:
Akulah akar aku lebih berarti
Akulah batang aku lebih berarti
Akulah dahan aku lebih berarti
Akulah ranting aku lebih berarti
Akulah daun aku lebih berarti
Masihkah kita menjadi pohon
Jika kehilangan akar, batang,
Dahan, ranting, dan daun
Sebagai pohon tak perlu berselisih
Wangikan saja bunga-bunga
Dan terperam buah yang manis
Yang melegakan semua yang dahaga
Sebagai pohon tak hanya diam
Lalu kita dirobohkan
Dan dibiarkan berlumut dan berjamur
Tanpa kenangan
Maret 2001
Apa yang kau arti di kepulan asap, jarum fatamorgana, ruap soda, dan musik yang melecut darah
Melayang, melayang, dan terus melayang sampai menemu entah
Dan denyut jammu terasa lamban, inginmu malam tak segera menemu matahari dan tubuhmu
Seakan berpesiar di taman-taman, kau semakin terkulai, tenggelam
Sungguh tak juga kau pahami, hidup jauh dari mimpi. Di sini duri harus kau rangkai menjadi benang
Doa-doa syukurmu yang panjang. Kehausanlah yang kan menderamu, ketika belenggu
Fatamorgana memborgolmu sepanjang waktu. Dan kunci yang kaucari, lama berkarat di laci hati.
Malang, 2007
AMSAL SEBUAH POHON
Kita hanyalah satu pohon
Yang mengakar pada tanah leluhur
Dan minum dari telaga
Tempat adam sempurnakan luka
Sebagai pohon semua punya makna
Akar, batang, dahan, dan ranting
Juga daun selalu sejalan
Untuk memekarkan bunga-bunga
Dan meranumkan buah
Tak perlu merasa menjadi lebih:
Akulah akar aku lebih berarti
Akulah batang aku lebih berarti
Akulah dahan aku lebih berarti
Akulah ranting aku lebih berarti
Akulah daun aku lebih berarti
Masihkah kita menjadi pohon
Jika kehilangan akar, batang,
Dahan, ranting, dan daun
Sebagai pohon tak perlu berselisih
Wangikan saja bunga-bunga
Dan terperam buah yang manis
Yang melegakan semua yang dahaga
Sebagai pohon tak hanya diam
Lalu kita dirobohkan
Dan dibiarkan berlumut dan berjamur
Tanpa kenangan
Maret 2001
0 Comments:
Post a Comment
<< Home