Sajak-sajak Irfan M. Arifin
KEKASIH, PADA MALAM ITU
Malam hampir bosan menunggu kekasih
Kekasih bilang akan datang diantar hujan
Turun di bawah cemara di ujung jalan
Bulan dan bintang sudah selesai berkemas, pulang
Tapi kekasih tak juga datang
....
Kekasih semakin resah, gelisah di atas awan
Sang hujan tak juga berangkat, entah
Padahal bagi kekasih, terlambat adalah patah hati
Hujan bilang dia sudah lelah, sedari tadi bekerja
sendiri
Mengantar anaksepi bertemu ibusunyi
....
Kekasih jadi sedih, menangis perih
Airmata kekasih jatuh perlahan
Setetes kepedihan, bertetes kerinduan
Dan menderas bagai hujan mendera malam
....
Pikir malam hujan sudah datang, tapi dimana kekasih?
Tak bertemu kekasih yang ditunggu, malam merasa
tertipu
Menangis pula sang malam tersedu-sedu, pilu
Dan menderas bagai hujan di mata malam
....
Di sela iring-iringan tangis itu
Kekasih tertidur pulas di atas awan
Malam ketiduran di bawah cemara di ujung jalan
Lalu pagi datang menjelang
Tak lama kemudian, turunlah hujan
PEMULUNG KECIL
Dipungutnya sampah-sampah mimpi
yang berserakan di pinggir jalan
Ditaruhnya di keranjang
bercampur dengan bekas-bekas harapan
Ku tanya dia :
"Akan kau kemanakan mimpi-mimpi itu,
harapan-harapan itu?"
Lantas ia menjawab :
"Akan aku kilokan, biar jadi uang.
Sekarang aku butuh nasi, untuk mengusir lapar
yang menghuni rumahku"
06 Desember 2007
Kekasih Mimpi
(Untuk Dee)
Kau datang bersama malam
Singgah sebentar ke ranjang mimpi
Kau peluk tubuh beku, begitu erat dan hangat
Sejenak kemudian pergi mengiring malam menuju pagi
Ingin kuhapus pagi hingga senja dari lingkaran hari
Supaya malam tak pernah terganti
Dan kau tak akan pernah pergi
Tetap erat dan hangat memelukku disini
Di ranjang mimpi
07 November 2007
Malam hampir bosan menunggu kekasih
Kekasih bilang akan datang diantar hujan
Turun di bawah cemara di ujung jalan
Bulan dan bintang sudah selesai berkemas, pulang
Tapi kekasih tak juga datang
....
Kekasih semakin resah, gelisah di atas awan
Sang hujan tak juga berangkat, entah
Padahal bagi kekasih, terlambat adalah patah hati
Hujan bilang dia sudah lelah, sedari tadi bekerja
sendiri
Mengantar anaksepi bertemu ibusunyi
....
Kekasih jadi sedih, menangis perih
Airmata kekasih jatuh perlahan
Setetes kepedihan, bertetes kerinduan
Dan menderas bagai hujan mendera malam
....
Pikir malam hujan sudah datang, tapi dimana kekasih?
Tak bertemu kekasih yang ditunggu, malam merasa
tertipu
Menangis pula sang malam tersedu-sedu, pilu
Dan menderas bagai hujan di mata malam
....
Di sela iring-iringan tangis itu
Kekasih tertidur pulas di atas awan
Malam ketiduran di bawah cemara di ujung jalan
Lalu pagi datang menjelang
Tak lama kemudian, turunlah hujan
PEMULUNG KECIL
Dipungutnya sampah-sampah mimpi
yang berserakan di pinggir jalan
Ditaruhnya di keranjang
bercampur dengan bekas-bekas harapan
Ku tanya dia :
"Akan kau kemanakan mimpi-mimpi itu,
harapan-harapan itu?"
Lantas ia menjawab :
"Akan aku kilokan, biar jadi uang.
Sekarang aku butuh nasi, untuk mengusir lapar
yang menghuni rumahku"
06 Desember 2007
Kekasih Mimpi
(Untuk Dee)
Kau datang bersama malam
Singgah sebentar ke ranjang mimpi
Kau peluk tubuh beku, begitu erat dan hangat
Sejenak kemudian pergi mengiring malam menuju pagi
Ingin kuhapus pagi hingga senja dari lingkaran hari
Supaya malam tak pernah terganti
Dan kau tak akan pernah pergi
Tetap erat dan hangat memelukku disini
Di ranjang mimpi
07 November 2007
Labels: sajak-sajak
0 Comments:
Post a Comment
<< Home